Kamis, 21 Mei 2009

Siapakah Capres-Cawapres kita yang punya hati seperti hati Hillary Clinton...?









Waktu itu hiruk pikuk pemilihan Presiden di Amerika Serikat juga terasa di Indonesia. Alih-alih salah satu Calon Presiden-nya pernah tinggal di Indonesia dan sebagian keluarganya, teman-teman SD nya ada di Indonesia, tepatnya di Menteng, hampir semua mata tertuju pada seorang pria bernama Barrack Obama.

Barrack Obama punya saingan yang juga cukup pandai meyakinkan pendukungnya. Mereka saling serang, saling menjatuhkan, saling klaim sebagai yang lebih baik. Dialah Hillary Clinton.

Tapi di akhir sesi, Hillary harus mengkui bahwa dukungan pada Obama lebih banyak daripada padanya. Yang pertama kali membuat saya kagum adalah Hillary mengakui ”kekalahan”-nya dari Obama. Yang lebih mencengangkan algi adalah dia bersedia untuk menjadi salah seorang menteri pemerintahan Obama. Dan seperti kita ketahui juga, kini Hillary sangat mendukung pemerintahan Obama dengan menjalankan tugasnya sebagai Menlu AS, dia berusaha memperoleh perhatian dunia, mecoba memulihkan kepercayaan dunia pada AS setelah banyak kejadian yang menyudutkan negara itu.

Yang ingin saya katakan dari uraian di atas adalah, Hillary mendukung Obama meski Hillary kalah saat Pemilihan Presiden di AS.

Indonesia punya hajatan serupa. Pemilihan Presiden.

Kita punya 3 pasang kandidat.
1. JK – Wiranto
2. SBY – Budiono
3. Mega – Prabowo

Tentu saja dari ketiga pasang Capres – Cawapres itu akan bersaing.
Entah saling serang... Entah saling sikut... Entah saling cela...
Kita lihat nanti.

Dari ketiga pasang Capres – Cawapres itu akan terpilih SATU pasang Capres – Cawapres yang akan berhasil duduk di singgasana RI-1 dan RI-2.

Pertanyaannya adalah...
1. Apa yang akan dilakukan oleh pasangan yang kalah, mendukung pemerintahan baru atau menjadi penghujat (dengan mengukuhkan diri sebagai partai oposisi).
2. Bersediakah pasangan yang kalah itu ditunjuk sebagai salah satu menteri yang akan menjalankan instruksi dari Presiden baru (yang notabene-nya mantan rivalnya saat Pilpres)
3. Bagi yang ”kalah”, bersediakan mengakui kekalahannya, atau malah heboh pergi ke MK untuk meminta banyak hal (seperti yang sudah terjadi pada Pilkada-pilkada).
4. Ada nggak sih yang punya hati kayak hatinya Hillary Clinton (tanpa harus berkiblat ke AS).

Kita lihat nanti, seperti apakah mutu ketiga pasang Capre – Cawapres kita...

Senin, 18 Mei 2009

Peterpan - Tak Ada Yang Abadi

Takkan selamanya tanganku mendekapmu
Takkan selamanya raga ini menjagamu

Seperti alunan detak jantungku
Tak bertahan melawan waktu
Dan semua keindahan yang memudar
Atau cinta yang telah hilang

Tak ada yang abadi
Tak ada yang abadi
Biarkan aku bernafas sejenak
Sebelum hilang

Jiwa yang lama segera pergi
Bersiaplah para pengganti

===

Mendengarkan lirik di atas...
Memang tidak ada jaminan bahwa aku akan selalu ada denganmu, meski ingin ini selalu ada denganmu.
Tentu banyak harapan ketika aku ada denganmu, dari sekedar ketenangan hatiku, hingga harapan untuk melayang jauh ke awan...
Ketika aku mendengar lagu ini di dalam inova kantorku, ternyata kebahagiaan yang semalam ada, terancam untuk kembali tidak ada, tapi entah kapan...
Benar-benar tidak ada yang abadi...

Karena aku tidak untuk selamanya
Belajarlah untuk kuat menahan segala tekanan yang selalu mengancam
Karena takkan selamanya aku dapat mendekapmu
Belajar untuk tetap tegak berdiri adalah sebuah tuntutan yang mutlak
Karena tak selamanya raga ini ada
Belajar untuk menghargai saat ada merupakan hal besar untuk menyadarinya