Ya Alloh, Engkau yang mengetahui rahasia besar di balik kehidupan saya, yang saya sendiripun tidak tahu apakah rahasia itu...
Hanya Engkau yang mengetahui apa yang ada di hadapan saya, baik-buruk, besar-kecil, jauh-dekat, maka saya meminta bimbinganMu, tanpa tanganMu yang membimbing saya, mustahil saya akan bisa melaluinya...
Saya menyerahkan segalanya dari hidup saya hanya padaMu, dan saya menerima segalanya dalam kehidupan saya, namun ajari saya untuk ikhlas dan tetap ikhlas seberat apapun himpitan yang ada di pikiran dan di hati saya...
Saya membagi kebahagian kepada para sahabat saya karena kebahagiaan mereka adalah salah satu kebahagiaan yang Engkau berikan untuk saya...
Saya bersyukur dan sangat berterima kasih padaMu yang telah menghadirkan sahabat terbaik untuk bisa saya percayakan segalanya dari diri saya tanpa berharap mereka mempercayakan segalanya seperti saya mempercayakan segalanya dari saya pada mereka, namun apabila mereka juga mempercayakan segalanya dari mereka kepada saya, maka hal ini adalah kebahagiaan yang sangat luar biasa, dn berikan kekuatan kepada saya untuk tidak mengkhianati kepercayaan mereka...
Apabila Engkau tidak memberikan kebahagiaan itu kepada saya, ijinkan saya bersimouh dan bersujud di hadapanMu, karena saesungguhnya saya adalah manusia biasa, yang juga berharap kebahagiaan sama seperti kebahagiaan yang telah Engkau anugerahkan kepada sahabat saya...
Selasa, 23 Februari 2010
Minggu, 21 Februari 2010
Sahabat
Yang terjadi 6 tahun lalu benar-benar membuat trauma besar dalam hidup saya. Tanpa bermaksud untuk membuka luka, atau menyinggung hal yang mungkin tidak penting bagi sebagian orang yang bahkan adalah hal penting dalam hidup saya, atau hendak menghakimi orang lain kecuali diri saya sendiri.
Bersahabat adalah kebutuhan kejiwaan saya. Dimana saya butuh untuk saling membagi senang dan berbagi masalah. Bukan untuk memindahkan masalah, tapi untuk saling bertukar isi kepala. Saya memang butuh bersahabat.
Selepas trip dari Malaysia, saya merasa dekat dengan seorang teman, yang sebenarnya sudah saya kenal lebih dari 2 tahun. Tapi saya merasa sangat dekat tanpa niat untuk dekat saat kami berada di Malaysia, dan rasa itu terbawa hingga kami kembali ke Jakarta.
Di satu sisi saya merasa senang mendapatkan kembali seorang sahabat. Tapi di sisi lain saya merasa ketakutan. Ketakutan yang sangat luar biasa sehingga cukup membuat ketidakkonsentrasian dalam pekerjaan saya.
Saya ingin melihat ke dalam diri saya. Menengok kembali yang terjadi 6 tahun lalu.
Mungkin saya sedikit posesif terhadap sahabat saya. Tapi bila dicoba untuk dipikirkan lebih lanjut, apa yang saya lakukan bukan hal yang berlebihan. Saya hanya menginginkan sahabat saya dapat mandiri yang sebenar-benarnya mandiri, bukan menghindari.
Ya Rob, terima kasih atas rasa yang Kau tanamkan jauh di dalam hati kecil saya. Mohon dibimbing agar rasa ini tidak hanya mendosakan, tidak menyakitkan.
Rasa ini bukan untuk saling memiliki, tapi untuk saling berbagi.
Harus saya sadari bahwa saya bukanlah sesuatu yang mengubah hidup mereka. Bukan juga sesuatu yang berarti dalam perjalanan mereka. Namun keberadaan mereka adalah hal penting dalam hidup saya. Kehadiran mereka sangat berarti dalam perjalanan saya.
Ya Rob. Mengapa kau berikan pada saya rasa cinta yang sangat luar biasa terhadap persahabatan dan sahabat saya. Saya takut hal itu salah arti dipahami oleh sahabat saya. Yang mengakibatkan pada runtuhnya persahabatan saya. Sama persis dengan yang telah terjadi 6 tahun lalu.
Ya Rob. Pelihara rasa ini diantara kami, ranumkan di dalam hati kami, tanpa salah arti. Beranikan hati saya untuk dapat melaksanakan sebuah amanat untuk dapat selalu bersilaturahmi, dengan sahabat-sahabat saya.
Ya Rob, saya ingin punya sahabat lagi.
Bersahabat adalah kebutuhan kejiwaan saya. Dimana saya butuh untuk saling membagi senang dan berbagi masalah. Bukan untuk memindahkan masalah, tapi untuk saling bertukar isi kepala. Saya memang butuh bersahabat.
Selepas trip dari Malaysia, saya merasa dekat dengan seorang teman, yang sebenarnya sudah saya kenal lebih dari 2 tahun. Tapi saya merasa sangat dekat tanpa niat untuk dekat saat kami berada di Malaysia, dan rasa itu terbawa hingga kami kembali ke Jakarta.
Di satu sisi saya merasa senang mendapatkan kembali seorang sahabat. Tapi di sisi lain saya merasa ketakutan. Ketakutan yang sangat luar biasa sehingga cukup membuat ketidakkonsentrasian dalam pekerjaan saya.
Saya ingin melihat ke dalam diri saya. Menengok kembali yang terjadi 6 tahun lalu.
Mungkin saya sedikit posesif terhadap sahabat saya. Tapi bila dicoba untuk dipikirkan lebih lanjut, apa yang saya lakukan bukan hal yang berlebihan. Saya hanya menginginkan sahabat saya dapat mandiri yang sebenar-benarnya mandiri, bukan menghindari.
Ya Rob, terima kasih atas rasa yang Kau tanamkan jauh di dalam hati kecil saya. Mohon dibimbing agar rasa ini tidak hanya mendosakan, tidak menyakitkan.
Rasa ini bukan untuk saling memiliki, tapi untuk saling berbagi.
Harus saya sadari bahwa saya bukanlah sesuatu yang mengubah hidup mereka. Bukan juga sesuatu yang berarti dalam perjalanan mereka. Namun keberadaan mereka adalah hal penting dalam hidup saya. Kehadiran mereka sangat berarti dalam perjalanan saya.
Ya Rob. Mengapa kau berikan pada saya rasa cinta yang sangat luar biasa terhadap persahabatan dan sahabat saya. Saya takut hal itu salah arti dipahami oleh sahabat saya. Yang mengakibatkan pada runtuhnya persahabatan saya. Sama persis dengan yang telah terjadi 6 tahun lalu.
Ya Rob. Pelihara rasa ini diantara kami, ranumkan di dalam hati kami, tanpa salah arti. Beranikan hati saya untuk dapat melaksanakan sebuah amanat untuk dapat selalu bersilaturahmi, dengan sahabat-sahabat saya.
Ya Rob, saya ingin punya sahabat lagi.
Kamis, 18 Februari 2010
Teman Baikku
Minggu, 14 Februari 2010
Please, Don't Repeat
Ya Alloh, bimbing saya untuk mensyukuri apa yang telah Engkau amanahkan kepada saya. Termasuk rasa yang sering kali tidak dapat saya arahkan sendiri. Terlebih perasaan untuk meleburkan diri saya bersama orang lain. Baik laki-laki maupun perempuan.
Saya tidak ingin apa yang terjadi 6 tahun lalu terulang. Hanya karena saya tidak dapat mengelola rasa saya. Hanya karena rasa saya yang mungkin terlalu berlebihan terhadap teman saya. Bukan untuk memiliki, tapi untuk dapat saling berbagi. Mereka memiliki keluarga sendiri, sedang saya bukanlah apa-apa, terutama di depan mereka.
Ya Alloh, hilangkan rasa ini bila hanya akan menyakitkan saya, menyakitkan mereka. Saya menyadari bahwa saya bukanlah apa-apa. Saya hanya memiliki Engkau tempat saya mengadukan segala apa yang saya rasa, segala yang ada dalam pikiran saya.
Siapa yang membentuk saya bila bukan Engkau Ya Alloh. Siapa yang memegang tangan saya untuk dituntun ke jalan yang baik juga benar jika bukan Engkau Ya Alloh. Saya rendahkan diri dan hati saya di hadapanMu ya Alloh, hanya agar Engkau memelihara rasa cinta, kasih dan sayang yang Engkau tanamkan jauh di dalam hati kecl saya. Rasa ingin berbagi satu sama lain dari sesama manusia yang Engkau ciptakan tanpa disalahartikan.
Ya Alloh, please help me, please don’t leave me. Please keep my love to You my Lord.
Langganan:
Postingan (Atom)