16 Agustus 2008
Baru saja aku melihat tayangan di Trans7. Pokok pembicaraannya adalah keluhan para ahli dan pengamat politik tentang banyaknya partai yang nangkring buka lapak di Pemilu 2009 yang kampanye-nya sudah dimulai.
”Banyaknya partai yang ikut dalam Pemuli 2009 nanti sungguh membingungkan rakyat. Mungkin rakyat sudah tidak interest dengan keberadaan partai yang banyak ini, atau malah jijik. Rakyat bingung yang mana bendera partainya. Ini adalah bukti bahwa management Republik sudah salah.”
”Ya...banyak sekali teman-teman yang sudah gagal dalam partai yang sebelumnya, ramai-ramai membuat partai sendiri. Jadi syahwat untuk menjadi penguasa ini memang sangat besar.”
Dua pernyataan di atas dilontarkan oleh politisi dari partai, dan dua-duanya dari partai besar.
Padahal, saat orde baru baru saja bangkrut, banyak politisi dan pengamat politik yang komplain, kenapa partainya hanya 3, di luar sana, di beberapa negara maju partai itu banyak, sehingga pemikiran dan pendidikan politik bagi rakyat sangat terbuka.
He...he...
Apakah bangsaku ini adalah bangsa munafik...
Sebentar bilang ingin banyak partai...sebentar komplain kebanyakan partai...
Yang salah pemberi mediasi bagi partai...apa pengamat politiknya yang goblok, kalau pelaku yang ada di partai saya tidak komentar, yang di sana memang bersyahwat besar untuk ingin berkuasa.
Golput...
Bukan hal yang bijaksana. Apalagi ajak-ajak, nggak pantes dijadikan panutan.
17 Agustus 2008
Selain menonton Avatar dalam Book of Fire di Global TV, aku juga menonton Apa Kabar Indonesia Pagi di TVOne. Di sini dihadirkan pelaku sejarah dan fotografer yang bekerja pada jaman perjuangan, sembari menunggu detik-detik proklamasi yang rencananya akan disiarkan oleh semua tivi.
Host berkomentar bahwa generasi muda sekarang sama sekali tidak menghargai sejarah. Tentu saja Sejarah Perjuangan Indonesia. Tidak mengenal para Pahlawannya. Pepatah yang bilang: ”Bangsa yang besar adalah Bangsa yang menghargai Pahlawannya” semakin sering disebut-sebut.
Padahal, saat reformasi bergulir, orang-orang pandai itu berkomentar bahwa sejarah yang ada di masyarakat, hanyalah kebohongan besar yang dikarang oleh orde baru untuk mendapatkan hati rakyat, bahkan ada rencana pelajaran sejarah sudah tidak diperlukan lagi untuk di pelajari di sekolah-sekolahdan sudah waktunya pelajaran sejarah dihapuskan dari kurikulum.
KRISIS APA LAGI INI.
APAKAH BANGSA INI MEMANG BANGSA YANG MUNAFIK.
DUNIA SEDANG MENTERTAWAKAN KITA, INDONESIA.
BUKAN KARENA ULAH ORANG LAIN, TAPI OLEH KELAKUAN BANGSANYA SENDIRI.
Ada satu joke jawa yang mungkin tepat bila diarahkan ke Indonesia:
Isuk dele, sore tempe
Bahasa indonesia-nya:
Pagi kedelai, sorenya sudah jadi tempe
Sangat memprihatinkan.
Di salah satu iklan tokoh reformasi (atau bahkan capres putaran 2009 nanti), dielukan:
100 tahun kebangkitan nasional
63 tahun kemerdekaan
10 tahun reformasi
Sangat mengiris hati. Saya sebagai satu bagian dari bangsa Indonesia, seharusnya bangga dan bisa membanggakan negeri ini. Indonesia. Tapi setelah mendengar mulut orang-orang pintar itu, saya hanya bisa menunduk dengan kepala yang merah, menanggung malu.
Minta partai lebih dari 3, setelah dituruti dengan partai banyak, malah komentarnya jangan banyak-banyak.
Sejarah digembar-gemborkan hanyalah kebohongan dan dihapus saja dari kurikulum sekolah, sekarang malah minta generasi muda belajar sejarah.
Entah berita apalagi tanggal 18 Agustus 2008 besok. Liburku masih sehari lagi.
Ape diapakno bongso iki. Ape mbok gowo nang endi pikirane bongso iki. Saiki sing njajah Indonesia iki duduk londo ambek jepang, sing njajah Indonesia iki yo bongsone dewe, sing sekolane jarene pinter, sing sekolane nok luar negeri, tapi nggilani, isone nggembosi bongsone soko njero, cumak iso nggobloki bongsone dewe. Nek cumak pingin nyocot & mlebu tivi, luwe apik wong-wong koyok ngono iku mati. Kemerdekaan gak disyukuri, gak diisi ambek barang nggenah.
Sepurane sing gede Indonesia. Aku gak iso ngekeki sing gede kanggo bongsoku. Aku duduk wong sing pinter. Aku cumak wong pabrik sing sering diakali ambek wong-wong pinter, tapi ojok dipikir aku wong goblok. Aku duduk wong sing tahu sekolah nok universitas dalam negeri opo maneh luar negeri, tapi aku duduk wong sing keblinger ambek kepinterane.
Sepurane nek tulisanku seje ambek pikirane sing moco. Sepurane nek tulisanku seje ambek sing wis nyocot nok ngarep tivi.
Senin, 18 Agustus 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
thanks 4visit my blog. i like ur comment. so touching, bro. i almost cry.
BalasHapusyup, saya hanya orang yang prihatin dengan bangsa ini yang saling menyalahkan. biarlah saya menjadi "sekrup kecil" yang tidak terlihat, namun sangat berguna untuk persatuan bangsa ini.
sudah muak kita melihat pemimpin kita yang mengobral janji dan ribut urusannya sendiri. rakyat butuh bukti, benar ga?
sukses ya...nice blog!!!
Saat tanggal 17 Agustus 2008, saya mengikuti upacara detik - detik proklamasi.
BalasHapusSaya ingat waktu tahun 2005 s/d 2006 setiap Agustus saya pasti menjadi panitia peringatan HUT RI. Setiap acara mulai pelantikan PASKIBRA, renungan malam, ziarah nasional, detik - detik proklasi, penurunan bendera sampai resepsi kenegaraan. Setiap acara renungan malam dan pelantikan PASKIBRA pasti saya meneteskan air mata, tidak tahu kenapa saat itu pasti saya merasa sangat terharu dan merasa sangat kecil jasa yang saya berikan pada bangsa ini, dibandingkan jasa para pahlawan bangsa yang telah gugur mempertahankan merah putih di negeri ini.
Semoga arwah para pahlawan bangsa ini mendapat tempat yang baik disisi Nya.
Beberapa saat lalu ada film Indonesia " Naga Bonar jadi 2 ", sungguh salut untuk naga bonar The Indonesian Hero. Film ini mengingatkan kita akan arti sebuah nasionalisme pada generasi muda yang rasa nasionalismenya semakin hari mengalami degradasi.
Saat tanggal 17 Agustus 2008 ini saya hanya menjadi petugas absen untuk para pejabat dan ibu - ibunya. Disinipun saya merasa sangat terpukul dengan perilaku para pejabat dan istrinya.
Mereka datang ke acara peringatan HUT RI karena ada surat resmi dari Sekretaris Daerah agar mereka datang. Disini mereka sangat terlihat karena ada pamrih, mereka datang pada acara HUT RI.
Saat itu saya tidak bisa berkata apa-apa, dengan mulut sedikit melongo saya terdiam tanpa bisa bicara.
Sungguh bagaimana nasib bangsa ini. Semoga dengan sekelumit tulisan ini, bisa menambah rasa cinta kita pada bangsa ini.
Klik my site : http://www.rudibprakoso.tk
jujur aq juga ingin bangga bersama indonesia tapi kenapa orang-orang indonesia (para pejabat)selalu korupsi........kenapa..........??
BalasHapus