Jumat, 08 Februari 2008

Naskah Untuk Sahabat (Salam Dari Surga)


Sekilas aku nampak wajah kalian
Sekilas saja

Saat aku sedang mengendara mobil B 882 TO, mobil perusahaan tempat aku kerja. Jalanan sedang macet, tapi lumayan masih bisa bergerak.

Sekilas wajah itu mengingatkanku pada sekian waktu yang telah dilalui
Very nicely

Tidak hanya kita bertiga
Kita berempat, berlima dan bahkan berenam
Satu-satu dari kita datang
Joining for sharing live
Live together as foreigner

Langit sudah gelap. Gerimis semakin mengantarkan aku melting dengan apa yang ada di otakku, di hatiku. Sontak saja dadaku berdetak. Kencang. Kencang sekali. Lalu reda, dingin dan tenang, tapi dipikiranku sudah landing ke beberapa tahun yang lalu.

Dimana kalian saat ini
Apa yang kalian rasakan saat ini

Aku kembali ke beberapa masa yang telah silam
Tak hanya ingatan
Tapi juga otak, hati dan rasa
Beberapa saat sebelum sang amarah memerah

Semoga kalian tetap menyimpan nama setiap sahabat
Sahabat yang bersedia berbagi
Pahit
Keras
Senang
Getir
Sedih

Sahabat yang bersedia kasih utang saat sama sekali nggak punya duit buat makan, nge-date, nonton maupun buat jalan-jalan. Sahabat yang bersedia melewatkan malam buat melek hanya untuk mendengarkan curhat tentang perempuan, kerjaan, maupun banyolan yang terkadang terdengar konyol dan sia-sia.

Sejak kalian start hidup
Hingga hidup kalian saat ini, nanti dan esok

Do’aku untuk kalian
Hidup sejahtera saat ini dan nanti
Bersama istri-istri dan anak-anak
Yang sudah dan akan menjadi sahabat baru
Dimanapun kalian ada
Untuk meneruskan hidup

Kaca mobilku diketuk seseorang, seorang polisi lalu lintas yang sedang bertugas di sana ”Malam, pak”, ”Ada masalah...?”
Aku menurunkan kaca mobilku dan menjawab pertanyaannya ”Nggak Pak, maaf...” dan pedal kopling kuinjak, gear masuk transmisi 1 dan pedal gas kuinjak perlahan. Jalanlah mobilku.

Hatiku berangsur reda. Bayangan sahabat-sahabat itu meninggalkan pikiranku satu persatu. Gerimis berubah menjadi hujan yang deras. Laju mobilku nggak bisa maximum karena derasnya hujan.

Aku akan selalu mengenangmu, sahabat.

Untuk sahabat-sahabatku, dimanapun kalian ada, masih hidup atau sudah matikah persahabatan kita, aku nggak mau menuntut kalian untuk mengingatku, salam dari surga untuk kalian dan keluarga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nek ngomong sing gena lo yo...