Selasa, 23 Desember 2008

Don't Judge a Book from The Cover

Kata itu sering kali di dengar...sering kali diperdengarkan...atau bahkan kita sendiri mengucapkannya untuk menularkan kata itu pada seorang teman atau lebih. Tapi implementasinya...???

Hingga suatu hari seorang teman lama datang ke rumah. Sebut saja M. Seorang karyawan pabrik, yang sebelumnya dia adalah office boy dan sekarang ia menjadi seorang operator produksi. It is a good news.

Berhadapan dengan orang lapangan bukanlah hal baru bagi M. Meski seorang Office Boy, dia mengenal satu per satu nama operator produksi tanpa lawan bicaranya tahu siapa dia.

Dia datang ke rumah saya hanya ingin menyampaikan 1 hal. Bahwa ia dituduh atau diolok-olok oleh teman-temannya bahwa ia adalah seorang gay lantaran dekat dengan seseorang.

Dia sedih... (Si M, memang seorang lelaki feminim)
Padahal dia sudah membuktikan bahwa dia seorang lelaki normal, seperti orang-orang yang mengoloknya. 2 anak yang telah diberikan Alloh padanya dari pernikahannya dengan seorang wanita asal Jakarta.

Dan yang paling membuatku sedih adalah...
Orang yang mengolok dia adalah teman dekat saya yang juga teman dekat M.
Teman itu adalah A.

Yang membuatku miris adalah...
Bila A mengalami kesulitan ekonomi alias nggak punya duit, A pinjem duit sama M.

M memang pendiam. Nggak banyak yang tahu apa yang telah dia lakukan untuk kehidupan.

Bila teman-teman yang lain hanya bisa makan dari keringatnya sendiri, M sudah bisa memberi makan kedua orang tuanya. M telah menyekolahkan adik-adiknya meski dia sendiri hanya lulu SD.

Ambil saja contoh...

A bekerja siang hingga malam sebagai Manager Operational, hanya mampu memberi makan dirinya sendiri, istri dan 2 anaknya. Orang tuanya nggak pernah merasakan pahit atau manisnya uang hasil kerja A.

Belum lagi A memprofokasi teman-teman yang lain untuk meletakkan M di sudut.


***

Hal ini bukan soal menghakimi...
Hal ini hanya sekedar cermin yang usang

***

Hari ini saya belajar dari seorang banci, yang menghargai kehidupan tanpa mengolok-olok. Bahwa hidup seharusnya bermanfaat, bukan hanya sekedar menghabiskan waktu dengan jabatan, ketenaran tanpa ingin dan atau bisa berbuat bagi orang lain...

Bersyukur Dengan Adanya Dirimu Saat Ini

Tanpa disadari obsesi kita sangat tinggi. Mari kita melihat dalam diri kita.


Bila saya adalah dia...






















Bila saya adalah...

















Atau kalau saja saya adalah bagian dari...









Kalau saja saya sebagai...















Atau sebagai...






















Atau saya adalah bagian dari...

















Dan sehari-hari saya sebagai...




















Tanpa hendak memandang remeh para Pahlawan keluarga itu, Alhamdulillah...bersyukur itu lebih indah daripada terus berobsesi tanpa batas...

Doa bagi mereka yang selalu berjuang...dan terus berjuang, jangan pernah berhenti untuk berjuang.

Puji syukur atas segala limpahan rizki dari-Mu ya Alloh... Apa yang hamba dapatkan saat ini adalah hal terbaik dari-Mu, untuk terus menerus belajar, melihat, mendengar dan membaca. Mohon ampun pada-Mu bila dalam perjalanan ini, banyak sekali keluhan yang terpanjat dari mulut hamba, yang selalu hamba sampaikan pada-Mu, dalam gelap, sunyi dan sendiri.

Kamis, 18 Desember 2008

5 Pelajaran

Ini lima buah Pelajaran Berharga, yang sangat bagus untuk kita, marikita renungkan bersama



1. Pelajaran Penting ke-1
Quiz


Pada bulan ke-2 diawal kuliah saya, seorang Profesor memberikan quiz mendadak pada kami.

Karena kebetulan cukup menyimak semua kuliah-kuliahnya, saya cukup cepat menyelesaikan soal-soal quiz, sampai pada soal yang terakhir.
Isi Soal terakhir ini adalah :
Siapa nama depan wanita yang menjadi petugas pembersih sekolah ?.

Saya yakin soal ini cuma "bercanda".

Saya sering melihat perempuan ini.
Tinggi, berambut gelap dan berusia sekitar 50-an, tapi bagaimana saya tahu nama depannya..?
Saya kumpulkan saja kertas ujian saya, tentu saja dengan jawaban soal terakhir kosong.

Sebelum kelas usai, seorang rekan bertanya pada Profesor itu, mengenai soal terakhir akan "dihitung" atau tidak.
"Tentu Saja Dihitung !!" kata si Profesor.

"Pada perjalanan karirmu, kamu akan ketemu banyak orang. Semuanya penting!

Semua harus kamu perhatikan dan pelihara, walaupun itu cuma dengan sepotong senyuman, atau sekilas "hallo"!

Saya selalu ingat pelajaran itu. Saya kemudian tahu, bahwa nama depan ibu pembersih sekolah adalah "Dorothy".



2. Pelajaran Penting ke-2
Penumpang yang Kehujanan

Malam itu , pukul setengah dua belas malam.
Seorang wanita negro rapi yang sudah berumur, sedang berdiri di tepi jalan tol Alabama. Ia nampak mencoba bertahan dalam hujan yang sangat deras, yang hampir seperti badai. Mobilnya kelihatannya lagi rusak, dan perempuan ini sangat ingin menumpang mobil.

Dalam keadaan basah kuyup, ia mencoba menghentikan setiap mobil yang lewat. Mobil berikutnya dikendarai oleh seorang pemuda bule, dia berhenti untuk menolong ibu ini.
Kelihatannya si bule ini tidak paham akan konflik etnis tahun 1960-an, yaitu pada saat itu.

Pemuda ini akhirnya membawa si ibu negro selamat hingga suatu tempat, untuk mendapatkan pertolongan, lalu mencarikan si ibu ini taksi. Walaupun terlihat sangat tergesa-gesa, si ibu tadi bertanya tentang alamat si pemuda itu, menulisnya, lalu mengucapkan terima kasih pada si pemuda.

7 hari berlalu, dan tiba-tiba pintu rumah pemuda bule ini diketuk seseorang.

Kejutan baginya, karena yang datang ternyata kiriman sebuah televisi set besar berwarna (1960-an !) khusus dikirim kerumahnya.

Terselip surat kecil tertempel di televisi, yang isinya adalah :
"Terima kasih nak, karena membantuku di jalan Tol malam itu. Hujan tidak hanya membasahi bajuku, tetapi juga jiwaku. Untung saja anda datang dan menolong saya. Karena pertolongan anda, saya masih sempat untuk hadir disisi suamiku yang sedang sekarat...hingga wafatnya. Tuhan memberkati anda, karena membantu saya dan tidak mementingkan dirimu pada saat itu"
Tertanda Ny. Nat King Cole.

Catatan : Nat King Cole, adalah penyanyi negro tenar thn. 60-an di USA



3. Pelajaran penting ke-3
Selalulah perhatikan dan ingat, pada semua yang anda layani.

Di zaman eskrim khusus (ice cream sundae) masih murah, seorang anak laki-laki umur 10-an tahun masuk ke Coffee Shop Hotel, dan duduk di meja.

Seorang pelayan wanita menghampiri, dan memberikan air putih dihadapannya.

Anak ini kemudian bertanya: "Berapa ya,... harga satu ice cream sundae?"

"50 sen..." balas si pelayan.

Si anak kemudian mengeluarkan isi sakunya dan menghitung dan mempelajari koin-koin di kantongnya.. ..

"Wah... Kalau ice cream yang biasa saja berapa?" katanya lagi.

Tetapi kali ini orang-orang yang duduk di meja-meja lain sudah mulai banyak... dan pelayan ini mulai tidak sabar.

"35 sen" kata si pelayan sambil uring-uringan.

Anak ini mulai menghitungi dan mempelajari lagi koin-koin yang tadi dikantongnya.

"Bu... saya pesen yang ice cream biasa saja ya..." ujarnya.

Sang pelayan kemudian membawa ice cream tersebut, meletakkan kertas kuitansi di atas meja dan terus melengos berjalan.

Si anak ini kemudian makan ice-cream, bayar di kasir, dan pergi.

Ketika si Pelayan wanita ini kembali untuk membersihkan meja si anak kecil tadi, dia mulai menangis terharu. Rapi tersusun disamping piring kecilnya yang kosong, ada 2 buah koin 10-sen dan 5 buah koin 1-sen.

Anda bisa lihat... anak kecil ini tidak bisa pesan Ice-cream Sundae, karena tidak memiliki cukup untuk memberi sang pelayan uang tip yang "layak"..... .



4. Pelajaran penting ke-4
Penghalang di Jalan Kita


Zaman dahulu kala, tersebutlah seorang Raja, yang menempatkan sebuah batu besar di tengah-tengah jalan.

Raja tersebut kemudian bersembunyi, untuk melihat apakah ada yang mau menyingkirkan batu itu dari jalan.

Beberapa pedagang terkaya yang menjadi rekanan raja tiba di tempat, untuk berjalan melingkari batu besar tersebut. Banyak juga yang datang, kemudian memaki-maki sang Raja, karena tidak membersihkan jalan dari rintangan.

Tetapi tidak ada satupun yang mau melancarkan jalan dengan menyingkirkan batu itu.

Kemudian datanglah seorang petani, yang menggendong banyak sekali sayur mayur. Ketika semakin dekat, petani ini kemudian meletakkan dahulu bebannya, dan mencoba memindahkan batu itu kepinggir jalan.

Setelah banyak mendorong dan mendorong, akhirnya ia berhasil menyingkirkan batu besar itu.

Ketika si petani ingin mengangkat kembali sayurnya, ternyata di tempat batu tadi ada kantung yang berisi banyak uang emas dan surat Raja.

Surat yang mengatakan bahwa emas ini hanya untuk orang yang mau menyingkirkan batu tersebut dari jalan. Petani ini kemudian belajar, satu pelajaran yang kita tidak pernah bisa mengerti.

Bahwa pada dalam setiap rintangan, tersembunyi kesempatan yang bisa dipakai untuk memperbaiki hidup kita.



5. Pelajaran penting ke-5
Memberi, ketika dibutuhkan.


Waktu itu, ketika saya masih seorang sukarel awan yang bekerja di sebuah rumah sakit, saya berkenalan dengan seorang gadis kecil yang bernama Liz, seorang penderita satu penyakit serius yang sangat jarang.

Kesempatan sembuh, hanya ada pada adiknya, seorang pria kecil yang berumur 5 tahun, yang secara mujizat sembuh dari penyakit yang sama.

Anak ini memiliki antibodi yang diperlukan untuk melawan penyakit itu. Dokter kemudian mencoba menerangkan situasi lengkap medikal tersebut ke anak kecil ini, dan bertanya apakah ia siap memberikan darahnya kepada kakak perempuannya.

Saya melihat si kecil itu ragu-ragu sebentar, sebelum mengambil nafas panjang dan berkata: "Baiklah... Saya akan melakukan hal tersebut.... asalkan itu bisa menyelamatkan kakakku".

Mengikuti proses tranfusi darah, si kecil ini berbaring di tempat tidur, di samping kakaknya. Wajah sang kakak mulai memerah, tetapi Wajah si kecil mulai pucat dan senyumnya menghilang.

Si kecil melihat ke dokter itu, dan bertanya dalam suara yang bergetar...katanya: "Apakah saya
akan langsung mati dokter... ?"

Rupanya si kecil sedikit salah pengertian. Ia merasa, bahwa ia harus menyerahkan semua darahnya untuk menyelamatkan jiwa kakaknya.

Lihatlah...bukankah pengertian dan sikap adalah segalanya... .



* Bekerjalah seolah anda tidak memerlukan uang,
* Mencintailah seolah anda tidak pernah dikecewakan,
* Menarilah & bernyanyilah seolah tidak ada yang nonton. ...

DALAM GELAPNYA MALAM, K ITA JUSTRU DAPAT MELIHAT INDAHNYA BINTANG...

Sebuah forward mail dari seorang teman

Jumat, 12 Desember 2008

Iya Kah...???

APAKAH SESUATU YANG IRASIONAL SAAT INI, AKAN DAPAT DITERIMA SEBAGAI SESUATU YANG NORMAL SUATU SAAT NANTI....???

Kamis, 04 Desember 2008

Bahagia Itu Sederhana

X : Kenapa aku merasa dia sangat membenciku?
Y : Kok sampeyan nyimpulin gitu?
X : Ya, setiap kali aku ketemu dia, nggak ada lagi yang dilakukan kecuali marah, kalau gak marah dia ndiemin aku, sampek-sampek aku ngerasa serba salah. Dia begitu keras sama aku.
Y : Itu cuman sebagian kecil aja yang Alloh berikan sama sampeyan.
X : Maksudnya...???
Y : Ya...itu hanya sebagian kecil aja dari rejeki yang Alloh berikan sama sampeyan.
X : Kok rejeki, orang dimarahin terus kok rejeki...
Y : Ya itu artinya sampeyan dikasih Alloh kesempatan buat banyak belajar. Coba kalo nggak dimarahin, kan sampeyan nggak belajar...
X : Iya sih...tapi emangnya nggak ada cara laen apa, yang nggak nyakitin gitu...?
Y : Ndri...kadang hal yang nggak kita senengin itu malah jadi hal yang akan membuat kita lebih___ dari sebelumnya. Alloh sudah ngirim orang buat sampeyan...ngasih pelajaran, ya logikanya kan mesti disyukurin, bukan malah maki-maki gitu...
X : Tapi caranya itu lo wong...nyakitiiiiinnnn banget....
Y : Ya...itu kan prasaan sampeyan aja. Coba lihat sisi baiknya aja. Coba kalo nggak ada dia...pelajaran apa yang bisa sampeyan ambil...??? Nggak ada kan...!!! Coba kalo dia nggak cerewet...nggak ada perbaikan yang bisa sampeyan lakukan kan...
X : (nggondok)
Y : Berbahagialah sampeyan dikasih beban berat karena beban berat itu nggak akan dikasihkan sama orang sembarangan. Artinya sampeyan bisa maju satu step lagi. Alloh aja memuliakan sampeyan dengan beban berat, sampeyan kesannya kok nggak ngregani rejeki sampeyan sendiri.
X : Tapi aku nggak seneng dengan perlakuan yang kayak gitu...!!!
Y : Seneng itu sederhana aja kok Ndri...kalo sampeyan ambil keputusan untuk selalu seneng...dalam keadaan tertekan, target nggak tercapai, diomeli boss, Insya Alloh sampeyan bakalan tetep seneng meski sedang kepepet. Jangan lupa selalu syukur atas apapun yang datang. Lega dan sempit itu cuman kondisi. Kondisi itu nggak dibawa sampek mati kok...tenang aja, hidup manusia itu sudah dijamin sama yang mbaureksani urip.
X : Tapi marahnya itu lo yang nggak nguwati...
Y : Ya itu cara dia menyayangi sampeyan. Ingetin aja, satu saat nanti...kecerewetannya, kekerasannya sama sampeyan akan sampeyan rasakan manfaatnya.