Selasa, 03 Maret 2009

Antara Jakarta - Surabaya


Ada pro-kontra atas keinginan saya untuk kembali ke Jawa Timur.

Beberapa sahabat memberikan dukungannya atas keinginan itu, saya berpikir paling tidak untuk menyambung silaturahmi yang memang sudah lebih dari 10 tahun tidak terjalin dengan baik. Hanya telp, YM, Facebook, Blog yang jadi alat untuk menjalin komunikasi.

Apalagi keluarga & saudara. Do'a mereka pada Alloh bagi saya untuk sebuah keinginan agar saya dapat kembali ke Surabaya dengan kehidupan yang sama dengan di Cikarang.

Memang hampir tidak ada beda pola kehidupan di Jakarta & Surabaya. Hampir sama, hanya saja di Jakarta jenis etnis yang berebut makan lebih banyak daripada di Surabaya.

Tapi, beberapa sahabat pula menyarankan agar saya tetap stay di Jakarta. Meski entah sampai kapan, selama potensi di Jakarta masih bisa di-explore, lebih baik tetap stay di Jakarta.

Hati dan logika terkadang memang nggak bisa nyambung.

Ketika hati menginginkan untuk melakukan sesuatu demi ketenangannya (perasaan), logika mengajak untuk melakukan sesuatu yang bisa diterima olehnya (otak).

Terkadang saya bertanya pada diri saya (baik pada hati maupun pada logika):
"Apakah saya termasuk orang yang tidak bersyukur atas segala rizki yang diberikan oleh-Nya?"
"Kenapa selalu ada yang kurang, baik dari hati maupun dari logika, untuk dapat mewujudkan cita-cita?"

Terkadang terjadi gejolak dalam diri saya sendiri.

Ketika saya berada pada zona kenyamanan di Jakarta, tidak terlintas tentang bagaimana keluarga & saudara saya di Surabaya.
Ketika saya berada di Surabaya, tidak ada keinginan untuk kembali ke Jakarta, meski di beberapa sudut kota, Jakarta lebih gemerlap dibandingkan Surabaya.

Kuantitas teman-teman saya ternyata memang lebih banyak di Jakarta, meski mereka notabene-nya kaum urban yang juga berasal dari Jawa (Timur).

Saudara sepertemanan saya dari Malang, begitu mensupport saya untuk kembali ke timur.
Teman facebook saya dari Surabaya menyarankan bahwa stay di Jakarta jauh lebih baik daripada pulang kampung.

Ya...sudah lah.
Nang endi ae Gusti Alloh ngelungno rejeki, yo nang kono Insya Alloh aku ambek keluargaku nadahi lung-lungane Gustiku. Nyuwun barokahing urip, ngabdi marang Gusti, nyenengno sanak sadulur, nuntasno tugas sebagai kholifah, kanggo anak-bojo & wong tuwo.

Dungane yo...

1 komentar:

Nek ngomong sing gena lo yo...