Minggu, 07 September 2008

I Miss You Bunda


Saat matahari belum kukenal kau sudah menyayangiku
Saat udara belum kurasa kau sudah menyayangiku
Bahkan umurku belum terhitung kau sudah mendambaku
Dan kau telah menungguku meski namaku belum terpikirkan

Geliat demi geliatku kau rasa
Meringis dan meradang adalah hal biasa
Satu usapan telah menenangkanku
Kenakalankupun telah kau rasa

Puji syukur kehadirat-Mu Tuhan
Ibuku masih ada saat jeritan pertamaku didengarnya
Setelah ia menahan nafasnya
Setelah ia merasakan otot diseluruh tubuhnya menegang seakan putus sekala itu

Satu demi satu aku berjalan dalam tahap pertumbuhanku
Saat hanya bisa merepotkan
Saat hanya pandai membangunkannya saat matanya seharusnya masih terkatup
Tapi tak sedikitpun aku merasakan keberatannya mengasuhku dalam peliharaan-Mu

Aku berdiri di atas kekhawatirannya
Aku ada di atas gusarnya
Aku diam dalam senyumnya
Aku sunyi dalam tangisnya

Aku teringat saat-saat yang sangat berat baginya. Saat yang dicintainya tak lagi berdamping di sisinya. Sangat berat. Tangiskupun tersembunyi dari pandangannya. Karena aku tak mau hidupnya semakin berat oleh raut kusutku.

Hingga umurku yang saat ini
Belum juga aku dapat menyayangimu
Hingga jarakku yang begitu jauh darimu
Tidak juga aku beranjak untuk mengukir senyummu

Mendengar suaramu saja tak sanggup kunyatakan setiap hari
Apalagi untuk mencium tanganmu yang telah mengasuhku
Saat kau katakan untuk tegak dalam hidupku
Saat itu pula aku kembali pada waktu engkau tegak dalam mempertahankan hidup untuk anak-anakmu

1 komentar:

Nek ngomong sing gena lo yo...