Minggu, 21 September 2008

Alhamdulillah, Engkau keluarkan aku dari lingkaran hitam

Sebuah kebahagiaan yang tak pernah dapat ditakar. Ketika do’a yang selama ini dipanjatkan dijawab oleh-Mu. Bukan pengkabulan do’a, tapi apa yang kuminta justru telah membuatku semakin lelah.

Kisah demi kisah diperdengarkan. Keluh dan kesah berubah menjadi hati dan wajah yang keras. Keprihatinan yang kurasa dalam hati, kusadari tidak akan merubah apa yang dirasakan oleh sekelilingku malam itu.

Aku telah berada di sisi dunia yang lain dari mereka. Mereka yang dulu adalah sebagian dari nafasku, bagian dari langkahku.

Tak kusangka, bahwasannya mereka yang jauh kini ada dekat bersamaku. Mereka yang satu kepala denganku kini jauh sekali, entah di mana mereka. Tak pernah kudengar, tak pernah kurasa lagi.

Baru saja aku pulang dari safari hatiku. Selepas sholat Tarawih, teman lamaku menyusulku untuk menghabiskan malam bersama-sama. Mereka bercerita tentang perusahaan tempat mereka bekerja. Cerita tentang para pejabatnya yang telah berpaling dari mereka, padahal para pejabat itu saat masih bergelut dengan besi, berjuang bersama-sama mereka untuk memperjuangkan hak sebagai buruh di sana.

Aku tersenyum, bukan mencibir. Beberapa tokoh wayang muncul di pikiranku, dialah sengkuni. Bedanya, kalau dalam cerita wayang, sengkuni itu ya hanya satu saja. Tapi dalam cerita ini, hampir semua pejabatnya mirip sengkuni. Selain sengkuni, muncul tokoh buto ijo, yang tamak dan keji.

Aku tidak menyebutkan sau namapun, yang teman-temanku, yang pejabat, yang pengkhianat, yang malaikat. Mungkin para pembaca tak akan pernah mengerti tentang kondisi yang ada bila tidak masuk ke dalam lingkungan mereka. Bukannya aku sok tahu, aku memang tidak lagi berada dlam perusahaan yang sama, tapi aku pernah menjadi bagian di sana, dan hingga saat ini, bau nafas perusahaan itu, masih dapat kurasa, masih dapat kulihat.

Aku hanya bisa prihatin. Dulunya, saat perusahaan itu masih bukan apa-apa, kami nggak perlu menjadi pengkhianat bagi yang lain. Kini saat perusahaan ini sudah mampu berdiri tegak dan tinggal pengembangan saja, mengapa sampai perlu menjadi pengkhianat bagi yang lain

Ya Alloh, hamba bersyukur Engkau keluarkan aku dari lingkungan yang menyesatkan itu. Aku bersyukur atas kasih dan sayang-Mu padaku tidak menjadikan aku bagian dari mereka. Aku bersyukur Engkau tidak mengabulkan do’aku untuk tetap stay di sana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nek ngomong sing gena lo yo...