Jumat, 31 Oktober 2008

Menyusun Impian Sambil Jalan

Hari ini saya berkesempatan untuk delivery ke Cikampek menggantikan 1 driver yang resign. Hari jum’at ini saya sholat Jum’at di Masjid At Taubah Rest Area KM57 Karawang Timur.

Saya melihat begitu banyak orang-orang berusia matang dan hidup seakan mapan. Usia sudah bisa dipastikan di atas 50 tahun. Seseorang dengan usia segitu dengan rambut sudah abu-abu meski tidak seluruhnya putih. Dengan t-shirt & jeans bergaya casual sambil on line dengan anaknya yang berada di Bandung.

Melihat orang seperti ini, pikiran saya jadi melayang...hari tua saya nanti, apakah berkesempatan untuk seperti mereka. Matang secara pemikiran, mapan secara finansial.

Saya tersenyum sendiri sambil memasang sepatu setelah sholat Jum’at berjama’ah.

Sambil melangkah menuju Inova hitam B 882 TO, pikiran saya masih tertuju pada orang tua itu. Yang membuat saya sedikit berpaling adalah suara perut saya yang sudah...minta diisi dan tenggorokan yang kering karena terik matahari minta disirami.

Saya masuk ke gerai Circle K yang ada di sana. Beli Roti Sobek dari Sari Roti dan Zestea dari Tang Mas. Keluar dari gerai Circle K, saya ketemu lagi dengan bapak itu. Kali ini dia bersama istrinya yang berjilbab yang baru selesai sholat Dhuhur. Mereka duduk di samping gerai itu. Sang ayah masih on line.

Senyum yang mengembang dari sepasang renta itu, sejuk dan menyejukkan siapa saja yang kebetulan melihatnya.

Sampai di mobil, saya buka Zestea dingin yang kuambil dari refrigerator tadi dan...glek...glek...glek...wuih segere...

Beberapa saat bengong di dalam mobil.
Sambil berjalan lambat saya meneruskan perjalanan sambil menyusun impian.

Ntar kalo udah sematang dan semapan bapak itu......
1. Tinggal di residential yang jauh dari kebisingan, kalo bisa di daerah sejuk seperti Jember, Bondowoso, Malang, Bandung, Jogja, Solo atau Lampung...
2. Sesekali berlibur ke rumah anak-anak sambil melihat tingkah cucu yang biasanya manja sama eyangnya...
3. Punya usaha budidaya tanaman yang bisa menghidupi keluarga kecil yang tinggal seorang kakek dan seorang nenek yang saling setia tanpa membebani anak-anak, atau bahkan sudah punya aset yang bisa memberikan pasive income...
4. Punya kendaraan 4wheeler yang bisa dipakai untuk berkunjung ke rumah anak-anak...

Tinggal menikmati hidup, dengan segala fasilitas yang nggak kurang (meski nggak sangat lengkap), tapi cukuplah dengan kemapanan seperti itu.

Tak terasa Inova-ku berjalan 130km/jam. Aku buru-buru melepas pedal gas agar kecepatannya berkurang. Tak seberapa jauh aku sampai di depan pintu tol Cikopo.

Masih dengan kecepatan standard sekitar 60-70km/jam, saya menyusuri kawasan industri Kota Bukit Indah dengan jalan aspalnya yang bergelombang, impian itu tidak mau pergi hingga aku sampai di destinasi delivery-ku.

Setelah urusan selesai, saya memacu kembali si Ino hitam yang selalu menemani kemana saja saya mau pergi kerja, cari duit...

Dengan impian tadi, mungkin memang sedikit terlambat kalau saya baru start sekarang, tapi kalo nggak dimulai sekarang, kapan saya mau start mengejar impian itu...

Mau kerja sampe’ tua...nunggu kiriman dari anak-anak?
Mudah-mudahan nggak...
Semoga Alloh memudahkan dan meringankan langkah kita menggapai impian.

3 komentar:

  1. wah sama, aku juga pingin kayak gitu. sambil menikmati masa tuaku. rasany senang banget ya mas.
    mas, kapan-2 kalo aku ke jakarta, aku mampir tempatmu boleh?

    BalasHapus
  2. Amin. Semoga cita - cita, dan keinginan kita tercapai.

    Amin.

    BalasHapus

Nek ngomong sing gena lo yo...